Mengubah Keluhan Menjadi Syukur

Bahkan banyak nikmat teman-teman yang kita isi dengan keluh kesah keluh kesah sekarang kita kalau capek pulang ke rumah apa yang kita biasa ucapkan.

Capek ya seakan akan itu sesuatu yang tidak baik. 

Padahal teman-teman kalau tidak capek enggak enak istirahat.

Kalau kita dari pagi tidur terus sampai malam-malam ya sudah tidur lagi. 

Kita enggak akan mau tidur.

Tapi kalau kita bekerja capek letih mengantuk sekali maka kita akan nyenyak tidurnya kadang-kadang malam ada waktu di mana kita terimpit sekali tidur sejam saja sudah bernilai.

Saya pernah bawa mobil ke luar kota ke daerah Jawa Timur, mengantuk sekali jalan, maka setelah istirahat sebentar di tempat istirahat 1 jam saja. 

Nikmatnya luar biasa pada tidur cuma sejam ya itu semua nikmat yang kadang-kadang orang lupa lapar yang selama ini kita keluh kesah selalu lapor. 

Aduh lapar misalnya.

Berarti kalau tidak lapar enggak enak, makan ya berarti lapar itu juga sebuah nikmat. 

Sebenarnya tanpa kita sadari kalau kita lagi lapar nasi sambal sama tempe enaknya luar biasa kalau kita lagi kenyang sudah makan 2 piring dalam ditawarkan lagi ayam bakar daging apalah enggak ada yang memakan ternyata lapar itu semua nikmat.

Capek itu sebuah nikmat haus juga begitu dengan haus. 

Kita tahu nikmatnya minuman kita kalau lagi tidak harus ditanya mau minum apa? 

Kita akan pilih-pilih minum apa ya anak atau dingin. 

Tapi kalau kita lagi haus pesan khusus air es karena kita tahu nikmatnya berarti mulai sekarang kalau capek kalau lapar kalau haus.

Bilang, alhamdulillah.

Jangan bilang aduh lapar aduh capek. 

Aduh haus tentu nikmat begitu kan. 

Jadi kita coba belajar untuk mengembalikan kalimat pujian kepada Allah sementara karena Allah maha sayang dengan hamba hamba-Nya.

Mengubah Keluhan Menjadi Syukur


Komentar